LANGKAT – Sebanyak 14.502 Set Top Box (STB) di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, telah didistribusikan pemerintah kepada warga yang tergolong tidak mampu.
Hal ini diungkapkan oleh Kabid PTJT Diskominfo Langkat, Eliyana Syahfitri. Meski sudah Analog Switch Off (ASO), pendistribusian STB di Kabupaten Langkat masih berjalan.
“Untuk pembagian (pendistribusian) STB di Langkat saat ini masih berjalan walaupun sudah ASO. Karena ada beberapa kendala dilapangan, dan saat ini sedang pengusulan pengganti yang gagal serah,” ujar Eliyana, Selasa (1/8/2023).
Lanjut Eliyana, adapun beberapa kendala yang dimaksud ialaj, kondisi geografis wilayah, tidak ditempat penerimanya sehingga harus beberapa kali didatangi, dan terakhir kondisi TV/remot si penerima rusak atau tidak berfungsi.
“Sehingga perlu waktu cukup lama untuk menginstalasi STB nya sampai keluar barcode sesuai juknis,” ujar Eliyana.
Sedangkan itu, dari update data terakhir untuk STB dari bantuan pemerintah (Banper) kuota STB sebanyak 22.173.
“Yang sudah terdistribusi sebanyak 14.502. Sisanya itu termasuk gagal serah, dan yang belum dikunjungi,” ujar Eliyana.
Dikabarkan sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemeninfo), mengalihkan siaran Televisi Analog ke Televisi digital.
Hal ini telah terjadi dibeberapa kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Utara. Adapun beberapa daerah yang sudah beralih ialah, Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deliserdang, dan Kabupaten Serdang Bedagai.
Namun dibalik itu semua, peralihan ini membuat gelak tawa satu keluarga. Seperti yang dialami warga bernama Ahmad (38) warga Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Pada mulanya, Ahmad tak mengetahui dan menyadari peralihan ini.
Diutarakan Ahmad, awalnya terjadi kegaduhan antara anak pertamanya dengan sang istri. Sebab, anak yang paling kecil hendak menonton televisi, tetapi sama sekali tidak bisa membuka siaran apapun, pada Senin (31/7/2023) pagi.
Sehingga menangis dan memberitahukan hal ini kepada ibunya.
Ketika dilihat, sang ibu pun memeriksa saluran televis. Tapi tidak juga bisa melihat tayangan televisi.
Ibu muda ini pun memanggil anak yang paling besar. Karena terakhir kali pada malam hari sebelumnya, anaknya itulah yang menonton.
“Kau apain TV ini, kok gak ada siaranya sama sekali,” ucap Ahmad, meniru perkataan istri kepada anaknya.
“Tak ada tak apa-apain kok mak. Orang tadi malam bagus kok dan gak ada otak atik,” sambung anak Ahmad yang paling besar.
Pertengkaran mulut antara ibu dan anak inipun membangunkan Ahmad, sebagai seorang kepala rumah tangga.
“Ada apa, kok ribut kali ini,” tanya Ahmad, kepada istri.
Lalu sang istri menjelaskan kalau televisi tidak bisa ditonton sama sekali atau tidak dapat siaran.
Mendengar perkataan dari sang istri, Ahmad dengan enteng menjawab “gampangnya itu, hal sepele”.
Sementara anak paling besar Ahmad, sudah kabur takut dimarahi.
“Ah, gampang ini. Hal sepelepun kali ributi. Sini bapak perbaiki,” jelas Ahmad, sembari mengotak atik televisi melalui remote control.
Meski berulangkali mengotak atik televisi, namun tidak juga memunculkan gambar atau siaran yang diinginkan.
Ahmad pun meninggalkan iatri yang terlihat kebingungan.
“Udah, nantilah diperbaiki lagi. Bapak mau kerja ini,” seru Ahmad, meninggalkan sang istri.
Beberapa menit kemudian, Ahmad baru menyadari jika siaran televisi analog telah beralih ke televisi digital.
“Saya sadarnya ketika kawan bertanya kalau siaran televisi sudah tidak bisa dibuka lagi. Karena saya kan gak tahu dan belum dengar,” ucap Ahmad sembari tertawa.
Hingga akhirnya, sebagai seorang ayah dirinya kembalj lagi ke rumah dengan membawa set box yang baru dibeli. Hingga akhirnya televisi kembali berhasil ditonton oleh istri dan anak-anaknya.
“Kekeh aku ingat kejadian tadi ah,” tutup Ahmad. (*)