Kuala – Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin (TRP) dikabarkan terjerat kasus operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK) pada Januari 2022 silam. Sejak saat itu juga, warga di Desa Raja Tengah dan Balai Kasih, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat resah. Pasalnya, menurut warga, peredaran dan penyalahgunaan narkoba di sana kian marak.
“Sekarang ini, gak bisa kita meletakkan barang – barang di luar rumah. Sawit, ternak dan barang berharga lainnya pasti raib dicuri pemake (pecandu narkoba). Sejak pak Terbit gak ada di sini. Makin meraja lela peredaran narkoba di sin. Gak ada lagi takutnya mereka,” kata salah seorang warga bernama Kartini Br Sitepu, Senin (26/6/2023) siang.
Wanita paruh baya itu menambahkan, anaknya yang bernama Andre juga pernah menjadi pecandu. Tapi sudah sembuh setelah menjalani rehab di tempat pembinaan di dekat rumah TRP. Bahkan setelah sembuh, anaknya diberdayakan menjadi Satpol PP.
“Sejak kuliah saya sudah menjadi pecandu. Karena mamak dah resah, kemudian keluarga musyawarah untuk mengantarkan saya ke tempat pembinaan ini. Awalnya saya berontak untuk dibina di sini. Seminggu kemudian, saya beradaptasi dan berbaur dengan warga binaan lainnya,” tutur Andre, saat ditemui di temapt pembinaan dekat kediaman TRP.
Selama menjalani pembinaan, Andre dan warga lainnya yang sedang menjalani penyembuhan di sana juga ditekankan untuk beribadah. Bagi umat muslim, disediakan guru mengaji dan selalu diantar serta dijemput saat menjalani Shalat Jum’at. Untuk umat Nasrani, mereka juga difasilitasi untuk beribada di gereja.
Untuk makan warga binaan sehari – hari, warga binaan disana selalu diberi makanan yang layak. Bahkan, nasi dan lauk pauknya lebih baik dari yang mereka makan sehari – hari selama di rumah. Tak hanya sehari tiga kali, bagi warga binaan yang ingin makan di malam hari, tidak ada batasan dan mereka bebas makan sepuasnya.
Setelah menjalani pembinaan selama dua bulan, Andre kemudian diberi pelatihan kerja. Pemuda itu dijadikan operator di pabrik pengolahan kelapa sawit dan diberi uang saku seminggu sekali. “Kerjanya gampang kali lah. Cuma mencet – mencet tombol aja. Sata gak pernah merasa dijadikan budak selama dibina di sini,” kenang Andre.
Hal seperti itu juga berlaku juga bagi warga binaan lainnya. Mereka diberi pelatihan kerja, sesuai keinginan mereka. Ada yang ditempatkan di kebun dan di pabrik pengolahan kelapa sawit. Tujuannya, agar meraka bisa kembali ke lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat dan keluargan. Tapi yang pasti, agar mereka bisa sepenuhnya terbebas dari pengaruh narkoba.
Tak hanya Andre, ratusan warga lainnya, berhasil selamat dan terbebas dari kecanduan narkoba. Mereka sangat merasakan manfaat tempat pembinaan tersebut. Bukan hanya mereka yang sembuh, lingkungan sekitar juga kondusif. Hal itu imbas dari bersihnya lingkungan yang bebas dari pengaruh peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
“Pastinya, warga di sini berharap, agar tempat pembinaan ini bisa dibuka kembali. Supaya para pecandu narkoba, khususnya di Kabupaten Langkat bisa disembuhkan dan kondusifitas bisa kembali terkendali. Saat ini, kondisi di sini sudah sangat memprihatinkan,” harap Andre diamini warga lainnya.
Eva, kerabat TRP menjelaskan, tempat pembinaan itu awalnya diperuntukkan bagi anggota Pemuda Pancasila (PP) yang kecanduan narkoba. Sejak didirkan, banyak warga yang sembuh dari ketergantungannya kepada barang haram tersebut.
“Didirikan sejak tahun 2010. Warga yang dibina, dikasih makanan yang layak. Bagi yang sudah sembuh, nantinya dipekerjakan dan digaji. Makanya kami gak terima kalau tempat itu dibilang tempat penyiksaan dan perbudakan manusia,” tegas Eva.
Situasi saat ini, peredaran narkoba di sana kian marak. Masyarakat kembali resah, karena aksi pencurian harta benda warga kian meraja rela. Mereka berharap, agar tempat pembinaan itu dapat kembali beroperasi.
Diketahui, menurut data dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BNNP Sumut tahun 2022, pada tabel kerawanan narkoba di Kabupaten Langkat dari 277 desa/kelurahan, kategori bahaya tembus di angka 23. Kemudian pada kategori waspada mencapai angka 59. Sedangkan pada kategori siaga, nyaris tembus di angka 200, yakni pada bilangan 195.
Hal itu menunjukkan bahwa, kewaspadaan dan pengawasan P4GN di Kabupaten Langkat sudah selayaknya diprioritaskan. Namun yang pasti, hal itu dapat terwujud jika seluruh pihak dapat bersatu dan bersinergi untuk bersama melawan perusak generasi bangsa tersebut. (Ahmad)