BINJAI – Pemerintah Kota (Pemko) Binjai menargetkan penurunan stunting di tahun 2023 sebesar 15,91 persen dan di tahun 2024 nantinya sebesar 12,81 persen.
Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia tahun 2021, Kota Binjai berada di angka kejadian stunting sebesar 21,7 persen dengan kejadian balita stunting sebanyak 93 balita. Sementara itu, di tahun 2022 Kota Binjai berada di angka 18,7 persen dengan kejadian balita stunting 63 balita (mengalami penurunan 3 persen).
“Indonesia kini sedang menghadapi persoalan kesehatan khususnya pada masalah stunting. Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang pada balita yang disebabkan akibat kurang gizi, penyakit infeksi yang berulang serta faktor pendukung lainnya,” ujar Staf Ahli Wali Kota Binjai Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Harimin Tarigan, Kamis (29/6/2023).
Lanjut Harimin, upaya percepatan penurunan stunting khususnya di Kota Binjai merupakan tugas bersama, terkhusus kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Binjai yang telah terbentuk, untuk terus mendorong terlaksananya intervensi sensitif dan intervensi spesifik dalam percepatan penurunan stunting mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga pada tingkat lintas OPD.
“Salah satu upaya yang dilakukan dalam percepatan penurunan stunting yaitu dengan meluncurkan program Binjai Smoting (Binjai Semangat Menuju Zero Stunting) melalui implementasi gerakan bapak asuh bagi balita stunting,bdan keluarga resiko stunting di kota Binjai,” ujar Harimin.
Staf Ahli Wali Kota Binjai ini berpesan untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergitas sesama OPD untuk mempercepat penanganan dan penurunan stunting mulai dari program peningkatan derajat kesehatan masyarakat, pemenuhan gizi, intervensi bagi keluarga prasejahtera serta faktor lain yang berkaitan, yaitu penyediaan sanitasi dan air bersih bagi masyarakat.
Kemudian fokuskan intervensi spesifik maupun sensitif bagi keluarga berisiko stunting, calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas serta balita di 1000 hari pertama kehidupan.
“Bangun kemitraan dengan stakeholder mulai dari lembaga kementerian terkait di daerah, Badan Usaha Milik Negara dan Milik Daerah, pelaku usaha swasta maupun lembaga sosial masyarakat untuk bersama-sama mendukung serta berpartisipasi pada gerakan bapak asuh bagi anak stunting di Kota Binjai,” ujar Harimin.
“Saya optimis angka stunting di Kota Binjai dapat kita tekan di bawah 14 persen pada tahun 2024, agar kita berhasil menciptakan generasi berkualitas emas dan menikmati bonus demografi pada tahun 2045,” sambungnya. (*)