banner 728x250

Pembangunan Tol Binjai-Pangkalan Brandan Capai 79 Persen, Bisa Hemat Waktu Hingga 40 Menit

Jembatan Sei Wampu pada Jalan Tol Binjai-Langsa, seksi Binjai-Pangkalan Brandan telah dilakukan Uji Laik Fungsi (ULF) pada Jumat, 18 Agustus 2023 hingga Minggu, 20 Agustus 2023
banner 468x60

LANGKAT – Progres pembangunan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan per akhir Agustus 2023 mencapai 79 persen. 

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Operasi III PT Hutama Karya Infrastruktur, Selo Tjahjono.

“Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan memiliki main road sepanjang 57 km dan memiliki kecepatan rencana 100 km per jam,” ujar Selo, Jumat (1/9/2023).

Lanjut Selo, jika Tol Binjai-Pangkalan Brandan tersambung sepenuhnya, maka waktu perjalanan akan lebih singkat 40 menit. 

“Dari Binjai-Pangkalan Brandan yang semula 90 menit akan terpangkas menjadi 48 menit,” ujar Selo. 

Hingga saat ini Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang kurang lebih 1.021,5 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. 

Untuk ruas tol Konstruksi 347,5 km dan 674 km ruas tol Operasi.

Sebelumnya, Hutama Karya Infrastruktur (HKI), telah menyelesaikan konstruksi Jembatan Sei Wampu pada Jalan Tol Binjai-Langsa, seksi Binjai-Pangkalan Brandan di Sumatera Utara (Sumut).

Jembatan ini juga telah dilakukan Uji Laik Fungsi (ULF) pada Jumat, 18 Agustus 2023 hingga Minggu, 20 Agustus 2023. 

Pelaksanaan ULF dilakukan Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembangunan Jembatan Balai Jembatan. 

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo mengatakan, serangkaian kegiatan ULF Jembatan Sei Wampu berjalan cukup lancar. 

Adapun uji beban jembatan yang dilakukan meliputi uji beban dinamis dan uji beban statis. 

Uji dinamis dilakukan dengan dua metode, yakni metode impuls menggunakan lebih kurang 20 truk dan alat uji exciter, serta ambient, dan dilakukan dua kali, yakni uji dinamis awal dan uji dinamis akhir.

“Uji dinamis awal dilakukan sebelum uji beban statis, sedangkan dinamis akhir dilakukan setelah uji beban statis,” kata Tjahjo. 

Lebih rinci Tjahjo menjelaskan, uji beban statis dilakukan dengan tiga skema, yang terdiri dari penilaian lendutan maksimum dengan bentang utama, penilaian regangan maksimum pada momen lentur negatif, dan penilaian rotasi yang dihasilkan dari pembebanan asimetris. 

“Saat ini HKI tengah menunggu hasil ULF dari Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembangunan Jembatan Balai Jembatan,” ujar Tjahjo.

Jembatan Sei Wampu merupakan jembatan rangka baja menerus terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang dibangun HKI dan terletak di Kabupaten Langkat, Sumut. 

Memiliki total bentang 231 meter, dengan main span sepanjang 130 meter tanpa pilar di tengahnya, Jembatan Sei Wampu yang termasuk dalam tipe continuous truss bridge memiliki rangka baja berwarna merah, berpotensi menjadi ikon baru JTTS di Sumut.

Sedangkan itu, Direktur Operasi III PT Hutama Karya Infrastruktur, Selo Tjahjono menerangkan, kegiatan ULF dilakukan untuk menguji hasil konstruksi HKI terhadap spesifikasi dan persyaratan desain yang sudah mendapatkan persetujuan dan sertifikasi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). 

ULF Jembatan Sei Wampu juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung konektivitas Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan yang aman dan nyaman.

Jembatan Sei Wampu ini merupakan gambaran kapasitas HKI yang dapat membangun jembatan bentang panjang terpanjang di JTTS. 

“Harapannya, Jembatan Sei Wampu serta Jalan Tol Ruas Binjai-Langsa, seksi Binjai-Pangkalan Brandan dapat menjadi akses mobilitas yang aman dan menjadi akselerator perekonomian di Sumut,” ujar Selo.

ULF merupakan langkah signifikan dalam memastikan keamanan akses transportasi sebelum dapat digunakan oleh masyarakat.

Selaku main contractor dalam pembangunan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, termasuk didalamnya Jembatan Sei Wampu, HKI berkomitmen keamanan dan keselamatan adalah prioritas utama dalam seluruh aspek pembangunan sebelum nantinya aman untuk dioperasionalkan.

 Jembatan Tol Binjai-Pangkalan Brandan menjadi jembatan baja terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatera. Jembatan baja terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatera ini akan menjadi ikon baru Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Bahkan pada tanggal 18 Agustus 2023, telah dilakukan uji coba beban. Jembatan rangka baja terpanjang di jalan tol terpanjang di Indonesia tersebut bernama Jembatan Sei Wampu.Jembatan Sei Wampu memiliki bentang sepanjang 230 meter. Tak hanya itu, hal yang unik yaitu, terdapat main span 130 meter tanpa penggunaan pilar di tengahnya.

Sehingga, Jembatan Sei Wampu tersebut akan menjadi jembatan rangka baja terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatera. Jembatan ini terdiri dari rangka yang menerus sehingga Jembatan Sei Wampu termasuk dalam tipe jembatan Continuous Bridge Truss.

Tumpuannya berada di tengah bentang yang tidak terpisah. Dengan menggunakan baja yang sepenuhnya berwarna merah, Jembatan Sei Wampu akan menjadi ikon tersendiri di Sumatra Utara, khususnya di Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan.

Project Director Jalan Tol untuk Binjai – Pangkalan Brandan PT Hutama Karya Hestu Budi mengatakan saat ini progres konstruksi ruas Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan secara keseluruhan sudah mencapai 86 persen. ”Terkait dua isu dalam pembangunan jalan tol ini tidak akan menjadi kendala yang berarti, namun akan ada sedikit tambahan waktu dalam penyelesaiannya,” ujar Hestu, Sabtu (19/8/2023) lalu. 

Sementara itu, akhir pekan lalu jembatan di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, itu dikunjungi Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, Salamat Simanullang.

Turut hadir perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Project Director untuk Binjai – Pangkalan Brandan PT Hutama Karya.

Dalam kunjungan itu, Salamat mengatakan terdapat dua isu dalam pembangunan proyek tersebut. Pertama, mengenai isu sosial pembebasan lahan. Kedua, kondisi geologi anomali tanah. Kondisi tanah yang cenderung basah.

”Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan ini merupakan Proyek Strategis Nasional sehingga diharapkan dapat diselesaikan tepat waktu,” ujar Salamat.

”Semua infrastruktur Proyek Strategis Nasional diharapkan oleh Bapak Presiden dapat selesai di tahun 2024,” sambungnya. (*)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *