JAKARTA – Setelah dicoret dari skuad Manchester United, Marcus Rashford mendapatkan kritik dari pelatihnya. Ia dinilai mengambil langkah serupa dengan Cristiano Ronaldo saat itu.
Usai dicoret pelatih Ruben Amorim untuk pertandingan melawan Man City, Rashford memilih untuk berbagi perasaannya kepada wartawan.
Ia melakukan wawancara dengan seorang jurnalis Inggris yang menulis untuk World Soccer dan sebelumnya menjabat sebagai kepala pemberitaan sepak bola di The Times.
Rashford, penyerang berusia 27 tahun, mengisyaratkan ia siap untuk meninggalkan Manchester United, klub yang telah dibelanya sejak berusia tujuh tahun.
“Secara pribadi, saya siap untuk tantangan baru dan langkah selanjutnya,” kata Rashford.
“Ketika saya pergi, tidak akan ada dendam,” tambahnya, memberikan sinyal bahwa ia mungkin akan pergi.
Curhatan Rashford ini muncul setelah Amorim memutuskan untuk tidak memanggilnya dalam Derbi Manchester, yang berhasil dimenangkan Setan Merah.
Dia juga kembali tidak masuk dalam skuad untuk menghadapi Tottenham di Piala Liga Inggris pada 19 Desember 2024.
Banyak yang berpendapat bahwa tindakan Rashford ini menunjukkan bahwa ia siap untuk meninggalkan klub setelah menyadari bahwa kontribusinya tidak lagi dihargai oleh Amorim.
Situasi ini sangat mirip dengan yang dialami Cristiano Ronaldo dua tahun lalu. Pada 13 November 2022, Ronaldo menjalani wawancara dengan jurnalis Piers Morgan.
Wawancara tersebut berisi keluhan Ronaldo tentang buruknya keadaan di Manchester United dan konfliknya dengan Erik ten Hag.
Ronaldo juga dicoret dari skuad dan beberapa kali hanya menjadi cadangan.
“Saya merasa dikhianati. Saya tidak menghormati Erik ten Hag karena dia pun tidak menunjukkan rasa hormat pada saya,” kata Ronaldo saat itu.
“Saya merasa bahwa ada beberapa orang tidak menginginkan saya di sini,” katanya.
Hanya dalam waktu kurang dari dua minggu setelah wawancara tersebut, Manchester United mengumumkan pemutusan kontrak dengan Ronaldo.
Ronaldo kemudian bergabung dengan klub Arab Saudi, Al Nassr. Ruben Amorim, pelatih baru Rashford, mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap sikap Rashford.
Menurut Amorim, sebaiknya seorang pemain berbicara terlebih dahulu dengan pelatih tentang posisinya sebelum menyampaikan keluhan kepada media.
“(Kalau saya menjadi dia) Mungkin saya akan berbicara dengan manajer,” ujarnya, dikutip dari The Guardian.
“Situasi itu sulit untuk dikomentari. Fokus saya adalah tidak mengalihkan perhatian dari pertandingan,” tuturnya.
“Saya tidak bisa mengendalikan itu. Apa yang bisa saya kontrol adalah cara saya menyiapkan pemain untuk pertandingan dan latihan,” kata Amorim.
Amorim juga menegaskan tidak ada yang berubah dan mereka tetap percaya kepada Rashford.
Dia berusaha meredakan isu mengenai masa depan Rashford agar tidak mengganggu fokus tim untuk menghadapi Spurs.
Amorim juga menegaskan Rashford tidak perlu mencari tantangan di klub lain dan harus siap menghadapi tantangan baru di bawah kepemimpinannya.
“Kami di sini memiliki tantangan baru yang sulit. Bagi saya inilah tantangan terbesar dalam sepak bola karena kami dalam situasi sulit dan saya sudah bilang ini adalah klub terbesar di dunia,” katanya.
“Saya sangat berharap semua pemain saya siap untuk tantangan baru ini,” tutur Ruben Amorim. (*)
