JAKARTA – Manchester City tengah menghadapi masa sulit dalam upaya mempertahankan gelar Liga Inggris musim ini.
Sejak kemenangan terakhir melawan Southampton pada 1 Oktober lalu, mereka belum lagi mencatatkan kemenangan dalam enam pertandingan terakhir di semua kompetisi.
City kini tertinggal delapan poin dari Liverpool, yang memimpin klasemen. Jika kalah dalam laga krusial di Anfield pada Minggu mendatang, jarak itu bisa melebar menjadi 11 poin, sebuah defisit yang belum pernah berhasil mereka kejar dalam sejarah Liga Inggris.
“Sebelas poin adalah selisih yang sangat besar,” ujar gelandang Ilkay Gundogan, yang memimpin City meraih treble musim lalu, dikutip dari Kompas.com.
Manajer Pep Guardiola pun mengakui, “Memang benar, selisih seperti itu sangat sulit untuk dikejar.” Berdasarkan statistik, hanya tiga kali dalam sejarah Liga Inggris ada tim yang berhasil menjadi juara setelah tertinggal lebih dari 11 poin.
City sendiri pernah mengejar ketertinggalan delapan hingga sepuluh poin di masa lalu, tetapi belum pernah lebih dari itu.
Kritik pun mengarah pada lini pertahanan City yang rapuh dan mentalitas tim yang dianggap goyah. City telah kebobolan dua gol atau lebih dalam enam pertandingan berturut-turut, rekor terburuk mereka sejak 1963.
Cedera sejumlah pemain kunci seperti Rodri, Kevin De Bruyne, Ruben Dias, dan John Stones semakin memperburuk situasi.
Menurut mantan pemain Everton, Leon Osman, “Saat ini, jika Anda bisa membangun momentum melawan mereka, Anda bisa benar-benar menghancurkan Manchester City. Mereka terlihat rapuh dan sering membuat kesalahan.
“Guardiola menyadari pentingnya laga melawan Liverpool. Mantan striker Liverpool, Don Hutchison, menegaskan. Jika mereka kalah di Anfield, tidak ada jalan kembali bagi City. Tapi jika menang, semua orang akan berubah pikiran.” ujarnya.
Dengan Guardiola yang masih terikat kontrak hingga dua tahun ke depan, pertandingan melawan Liverpool akan menjadi ujian besar.
Jika berhasil bangkit, City mungkin tetap dalam perburuan gelar. Tetapi jika kalah, perjalanan menuju gelar Liga Inggris kelima berturut-turut tampaknya akan semakin sulit. (*)