banner 728x250

Ini Alasan Jay Idzes Serahkan Ban Kapten ke Asnawi saat Melawan China

Aksi bek Timnas Indonesia, Jay Idzes, dalam laga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Australia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Selasa (10/9/2024).(KOMPAS.com/ANTONIUS ADITYA MAHENDRA)
banner 468x60

JAKARTA – Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji, menjelaskan keputusan penting terkait pemilihan kapten dalam laga melawan China pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Qingdao pada 15 Oktober 2024 tersebut, Asnawi Mangkualam memangku jabatan sebagai kapten timnas Indonesia.

Sebelumnya, dalam tiga laga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Arab Saudi, Australia, dan Bahrain, ban kapten timnas Indonesia melingkar di lengan Jay Idzes.

Sumardji mengatakan bahwa Jay Idzes tak masalah melihat ban kapten tim berpindah ke tangan Asnawi dalam laga kontra China.

“Saya langsung bertanya kepada Jay. Bagaimana kalau kaptennya Asnawi?” tutur Sumardji menjelaskan proses penunjukkan kapten timnas saat melawan China.

“‘Tidak apa-apa, kita kasih kesempatan Asnawi’ fair,” kata Sumardji dilansir BolaSport.com dari kanal YouTube Arya Sinulingga.

Jay Idzes merupakan figur yang punya pengaruh besar di ruang ganti timnas Indonesia. Bek yang kini bermain untuk Venezia itu dikenal memiliki komitmen yang tinggi terhadap tim.

Karena itu, memberikan ban kapten kepada Asnawi Mangkualam bukanlah sebuah perihal yang memberatkan sang pemain kelahiran Mierlo, Belanda, 24 tahun lalu tersebut.

Hal yang lebih penting bagi Jay Idzes adalah membangun harmoni di tubuh timnas Indonesia.

“Kalau Jay jempol empat, jiwa nasionalismenya bukan kaleng-kaleng kalau dia,” ujar Sumardji.

“Kalau dibelah dadanya mungkin merah putih,” katanya memuji dedikasi Jay Idzes buat timnas Indonesia.

Sumardji mengaku sering berdiskusi dengan Jay Idzes dalam menghadapi berbagai permasalahan di timnas Indonesia.

“Saya kalau ada apa-apa selalu berbicara dengan Jay termasuk bagaimana membuat tim ini kompak. Saya saja bertanya kepada dia bagaimana bisa kompak. Saya banyak belajar dari dia untuk membuat timnas punya chemistry yang cepat menyatu. Itu yang jadi tujuannya dia,” ujar Sumardji. (*)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *