JAKARTA – Pelatih tim nasional Indonesia, Shin Tae-yong, mengkritik permintaan Federasi Sepak Bola Bahrain (FA Bahrain) yang menginginkan pertandingan kandang melawan Indonesia diadakan di tempat netral.
Menurut Shin, permintaan tersebut sangat tidak rasional dan tidak sesuai dengan semangat kompetisi.
FA Bahrain sebelumnya menyampaikan kekhawatiran tentang keselamatan tim mereka saat berkunjung ke Indonesia untuk ronde kedelapan rangkaian laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Maret nanti.
Dalih FA Bahrain mengacu pada dugaan serangan siber yang mereka alami, mulai dari peretasan situs hingga komentar negatif pendukung Indonesia setelah pertandingan Bahrain vs Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026 pekan lalu.
Banyak warganet memang mengeluhkan kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf (Oman) beserta tipu muslihat pemain Bahrain dalam laga yang berakhir 2-2 itu.
Dugaan ketidakadilan yang terjadi di laga tersebut memicu perdebatan terhadap pengadil lapangan dan berlanjut ke media sosial.
Shin Tae-yong menegaskan bahwa jika Bahrain telah mengadakan pertandingan di rumah mereka, mereka juga seharusnya bersedia untuk bertandang ke Indonesia.
Dia percaya bahwa tindakan netizen Indonesia yang bereaksi terhadap keputusan wasit di laga sebelumnya adalah wajar, terutama karena mereka merasa timnas Indonesia dirugikan.
“Saya rasa itu sama sekali tidak masuk akal,” ujar Shin ketika ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, sepulang dari China pada Rabu (16/10/2024) malam WIB, dilansir dari Kompas.com.
“Orang-orang di sini baik-baik, dan reaksi mereka adalah hasil dari ketidakpuasan terhadap keputusan yang dianggap tidak adil. Kami datang bertandang ke mereka, mereka pun juga harus harus bertandang ke kami,” tambahnya.
PSSI juga akan mengirimkan surat kepada AFC untuk memastikan laga tetap dilaksanakan di Jakarta, dengan jaminan keamanan bagi tim tamu.
Arya Sinulingga, salah satu anggota Exco PSSI, mengungkapkan bahwa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dan akan menjamin kenyamanan selama kedatangan tim Bahrain.
“Kita akan buat surat ke AFC untuk menyatakan bahwa pertandingan supaya fair tetap di Jakarta, karena sebelumnya kan tandingnya di Bahrain,” kata Arya.
Sementara, pengamat sepak bola terkemuka, Weshley Hutagalung, mengatakan bahwa ia tak melihat alasan bagi federasi sepak bola Bahrain untuk menghindari bermain di Indonesia.
“Apakah ada kekacauan akibat perang atau kriminalitas tinggi yang membuat pemerintah menerbitkan aturan ‘jam malam’?” ujarnya pada Kamis (17/10/2024) pagi WIB.
“Alasan federasi Bahrain terlalu dibuat-buat untuk strategi pemberitaan yang bertujuan menyudutkan Indonesia sebagai tuan rumah. Hal ini jelas dalam rangkaian ‘duel strategi komunikasi’ setelah gempuran masif dari netizen Indonesia,” sambungnya. (*)